Kisah Nabi Nuh: Nabi Yang Membuat Perahu Besar
apologiku.com - Nabi Nuh merupakan nabi ketiga dalam sejarah Islam. Ia lahir 146 tahun setelah Nabi Adam meninggal. Nabi Nuh merupakan keturunan ke-8 dari nabi Adam. Nama lengkap Nabi Nuh adalah Nuh bin Lamik bin Matusyalih bin Idris bin Yarid bin Mihlail bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam. Nabi Nuh memiliki empat anak laki-laki, yaitu Sam, Ham, Yafith, dan Kan'an.

Pada zaman Nabi Nuh, kaum manusia kala itu sudah tidak percaya kepada Allah. Semua orang syirik dan menduakan Allah kecuali dirinya sendiri. Oleh karena itu, Nabi diutus untuk mengajarkan tauhid kepada Bani Rasib. Nuh berdakwah selama 950 tahun, dengan berbagai macam cara untuk menarik perhatian manusia kala itu. Kebanyakan dari mereka yang mendengar dajwah Nabi Nuh hanya menutup telinga dan melontarkan cacian kepadanya bahkan menuduh Nuh sebagai orang yang sehat lagi gila.
Hasil dari dakwah yang terus disampaian nabi Nuh, hanya segelintir orang yang kembali percaya kepada Allah melalui dakwah yang disampaikan nabi Nuh. Mereka yang kembali bertauhid itupun bukan orang-orang penting dalam kaumnya, mereka hanyalah orang biasa dalam masyarakat kala itu.
Ketika nabi Nuh berdakwah kepada tokoh-tokoh masyarakat, mereka hanya berkata, "Bagaimana kami bisa ikut denganmu jika pengikut-pengikutmu hanyalah orang-orang biasa dan rendahan ? Jika kamu mau kami ikut denganmu, maka tinggalkan saja pengikut-pengikutmu itu, baru kami mau ikut denganmu." Mereka hanya bermaksud untuk mempertahankan ego kedudukan, pangkat dan jabatannya dalam masyarakat dan tidak peduli dengan masyarakat lainnya.
Hal tersebut membuat Nabi Nuh marah dan menolak untuk meninggalkan para pengikut-pengikutnya yang percaya padanya dan ilmu tauhid yang didakwahkannya. Lama Nuh berfikir tentang cara untuk kembali menarik masyarakat untuk percaya kembali bertauhid, Allah kemudian berkata kepada nabi Nuh bahwa sudah tidak akan ada lagi yang percaya, dan Allah memerintahkan Nuh untuk berhenti berdakwah, karena hidayah Allah sudah tertutup untuk yang lainnya.
Oleh karena pintu hidayah sudah tertutup, kemudian Nuh diperintah oleh Allah untuk membuat sebuah kapal besar di atas gunung. Kemudian Nuh patuh dan segera membuat kapal tersebut. Kapal itu dibuatnya selama 100 tahun.
Karena ia membuat kapala tersebut diatas gunung, maka orang-orang Bani Rasib pun terus menghina dan mengolok-olok Nabi Nuh dengan berkata, " Hei Nuh, kau bilang kau nabi, kenapa sekarang jadi tukang kayu ? dan juga orang biasanya buat kapal itu di tepi laut, kenapa kau buatnya di atas gunung ? Kau ini sudah benar-benar gila ?" (contoh bahasa Bani Rasib kala itu, bisa jadi mungkin lebih kasar lagi)
Karena olok olokan itu, seorang anak nabi Nuh juga tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dia adalah putra sulung nabi Nuh yang bernama Kan'an, ia memilih untuk meninggalkan nabi Nuh dan pergi dengan kehidupannya sendiri. Nabi Nuh sangat sedih karena ada anaknya yang durhaka kepadanya dan tidak mau mendengarkan perkataannya dan Tuhannya.
Dengan penuh kesabaran Nabi Nuh terus berusaha membuat kapal yang diperintahkan Allah. Ketika kapal tersebut jadi, Allah kemudian memerintahkan nabi Nuh untuk memasukkan para pengikutnya dan semua jenis binatang-binatang yang ada dizaman itu secara berpasangan jantan dan betina. saking besarnya kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh, dengan izin Allah semua binatang berbondong-bondong masuk kedalam kapal dan kapal tersebut pun muat untuk semua binatang dan umat nabi Nuh.
Setelah semua masuk dalam kapal, Nabi Nuh diuji dengan banjir bandang yang menghancurkan seluruh manusia di muka bumi. Dengan kuasa Allah, air turun dari langit dan naik dari tanah dan tenggelamlah segala yang ada di muka bumi. dan yang selamat hanyaah mereka yang ada di dalam kapal Nabi Nuh.
Bahkan anak nabi Nuh Kan'an pun ikut tenggelam dengan kedurhakaannya dan ketidakpercayaannya terhadap Allah, sehingga Allah terus memisahkan Kan'an dan ayahnya Nuh dengan ombak yang kemudian menenggelamkan Kan'an.
Masa banjir bandang waktu itu berlangsung selama 6 bulan. Setiap hari Nuh mengirim burung untuk melihat keadaan diluar kapal namun setiap kali burung kembali dengan tidak membawa apa-apa. Hingga tiba suatu hari burung itu kembali membawa sehelai daun. kemudian dihari berikutnya burung itu kembali lagi dengan kaki yang berlumpur seperti telah menginjak tanah yang mengartikan bahwa sudah ada daratan dan banjir sudah surut.
Sebagaimana kapal itu di buat di atas gunung, kapal tersebutpun mendarat di atas sebuah gunung, yang kemudian menjadi titik awal kembalinya peradaban manusia.
Kala itu dengan kuasa Allah semua pengikut nabi Nuh yang selamat tidak memiliki keturunan dan tidak pula bisa memiliki keturunan (mandul). Hanya keluarga nabi Nuh saja yang dapat melahirkan anak. Oleh sebab itu, nabi Nuh digelar sebagai, "Adam Kedua", karena semua keturunan manusia yang hidup sekarang berasal dari keturunan nabi Nuh.
Akhirnya Nabi Nuh hidup selama 350 tahun lagi setelah peristiwa banjir itu. Nabi Nuh termasuk salah satu nabi yang memiliki gelar Ulul Azmi dan merupakan salah satu nabi yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia.
*****
wallahu a'lam bishawab
Post a Comment for "Kisah Nabi Nuh: Nabi Yang Membuat Perahu Besar"