Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dongeng Batu di Tepi Danau Laut Tawar

Batu di Tepi Danau Laut Tawar

Kisah ini merupakan legenda rakyat Aceh yang bercerita tentang sepasang kekasih yang tidak memenuhi nasihat orang tua serta tidak menghargai kesetiaan dan ketulusan.
Legenda Sepasang Batu di Tepi Danau Laut Tawar

Kala itu tersebutlah seorang anak yang cantik jelita yang bernama Asma. Ia hidup bersama kedua orang tuanya di Negeri Aceh. Anak perempuan tersebut memiliki paras yang cantik, rajin, baik hati dan sangat menyayangi keluarganya. saking sayangnya ia tidak pernah pergi meninggalkan orang tuanya dan selalu mematuhi apa yang diperintahkan serta nasihat orang tuanya.

Keadaan Asma berubah ketika seorang pemuda tampan bernama Nurdin datang ke desanya. Pemuda tersebut berasal dari keluarga terhormat dan kaya raya dari negeri seberang yang datang untuk memperluas bisnisnya. 

Seketika itu Nurdin berjumpa dengan Asma dan langsung jatuh hati padanya. Nurdin pun Ingin meminang Asma. Si gadis jelita itupun menerima pinangan si pemuda setelah keluarganya memberi restu. Pesta pernikahan pun dilangsungkan dengan amat meriah.

Setelah beberapa hari, Nurdin hendak pulang ke kampung halaman dengan mengajak istrinya. Hati sang istri amat berat meninggalkan keluarga dan desanya. Namun, ia harus mengikuti ajakan suami sebagai tanda bakti dan kesetiaan kepada suaminya.

Perspisahan antara anak perempuan dan kedua orang tuanya pun tidak bisa terelakkan. Di hari perpisahan sang anak dan orang tuanya diwarnai dengan suasana haru. Hingga sang ayah berpesan pada anaknya, "Anakku, tinggallah di negeri suamimu. Ingatlah, selama dalam perjalanan, jangan menoleh ke belakang. Jika melakukannya, kau akan menjadi batu!" Asmapun hanya mengangguk sambil menahan tangis.

Asma dan Nurdin pun meninggalkan desa dengan menaiki sebuah sampan. Mereka memulai perjalanan jauh menuju negeri di seberang lautan. Hingga tibalah mereka di Danau Laut Tawar.

Saat sampan menyeberangi danau itu, tiba-tiba Asma seakan mendengar suara ibunya memanggil namanya. Suara itu terus memanggil-manggil hingga terus ternginag dalam kepalanya. Kejadian itu berlangsung lama. Akhirnya, Asma lebih memilih menoleh. Petaka pun seketika terjadi. Sesaat setelah si Asma menolehkan wajahnya ke belakang, tubuhnya berubah menjadi batu.

Betapa sedih hati sang suami. Karena terlalu cinta, sang suami ingin selalu bersama istrinya. Ia lantas memohon kepada Tuhan agar dirinya tetap bersama dengan istrinya. Selesai memohon, seketika tubuh si pemuda berubah menjadi batu. Alhasil sepasang batu itu berada di tepi Danau Laut Tawar.

Pesan moral dari kisah di atas:
Dari kisah ini kita harus mematuhi nasihat orang tua dan hendaknya tidak mengingkari janji, serta senantiasa mengikuti dan menaati suami sebagaimana mestinya sepasang kekasih

Post a Comment for "Dongeng Batu di Tepi Danau Laut Tawar "