Dongeng Fabel Kisah Sura dan Buaya "Asala Usul Kota Surabaya"
Apologiku - Kota Surabaya, yang memiliki icon patung Ikan Hiu dan Buaya, ternyata bukan tanpa alasan yah sobat pembelajar. Icon itu, dibuat karena cerita rakyat Surabaya masa lampau mengenai asal usul dinamakannya kota yang berlokasi di Jawa Timur itu dengan sebutan Surabaya.
Untuk lebih jelasnya, simak kisah menariknya berikut ini:
Asal Usul Kota Surabaya
Sudah berkali-kali mereka berkelahi, namun belum pernah ada yang menang ataupun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan.
Sura : "Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya."
Buaya : "Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?"
Sura : "Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!"
Buaya : "Baik, aku setujui gagasanmu itu!"
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Namun pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukandengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari, Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah
melihat Hiu Sura melanggar janjinya.
Sura : "Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!"
Buaya : "Baik, aku setujui gagasanmu itu!"
Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.
Namun pada suatu hari, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukandengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari, Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah
melihat Hiu Sura melanggar janjinya.
Buaya : "Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?"
Sura : "Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air?"
Sura : "Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air?"
Buaya: "Apa? Sungai itu tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!"
Sura : "Tidak bisa! Aku kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya air laut, tetapi juga air sungai"
Buaya : "Kau sengaja mencari gara-gara, Sura."
Sura : "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!"
Buaya : "Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!"
Sura : "Aku tidak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!"
Sura : "Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!"
Buaya : "Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!"
Sura : "Aku tidak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!"
Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Buaya mendapat gigitan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.
Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya, yaitu gambar "ikan sura dan buaya".
*****
Nah demikian tadi kisah Ikan Hiu "Sura" dan Buaya. Kisah di atas, mengajarkan kita untuk selalu menepati janji dan tidak melanggar kesepakatan. Mengapa demikian? yah karena jika melanggar janji ataupun kesepakatan maka kan dapat menimbulkan perpecahan dikemudian hari. Sehingga untuk itu, memegang teguh janji dan kesepakatan adalah hal yang harus selalu dipegang teguh agar persatuan bisa semakin erat.
Post a Comment for "Dongeng Fabel Kisah Sura dan Buaya "Asala Usul Kota Surabaya""