Mengenal Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Anak Untuk Mengambil Langkah Penanganan Yang Tepat
Mengenal Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Anak Untuk Mengambil Langkah Penanganan Yang Tepat
apologiku - Kesulitan belajar atau lazimnya disebut sebagai keterlambatan dalam memahami pelajaran adalah hal yang tidak bisa dipungkiri dimiliki oleh sebagian anak dalam proses belajarnya. Berbagai cara senantiasa dilakukan orang tua untuk menangani anak yang memiliki kesulitan belajar.
Namun, tidak sedikit orang tua yang keliru dalam memberi tindakan dalam mendidik anaknya. Hal tersebut karena kurangnya pemahaman orang tua terhadap jenis kesulitan belajar yang dimiliki oleh anaknya.
Berikut ini beberapa jenis kesulitan belajar anak yang perlu diketahui agar tidak salah kaprah dalam memberikan tindakan pada proses belajar anak.
A. Kesulitan Belajar Umum
Anak yang memiliki kesulitan belajar adalah mereka yang secara nyata mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik yang disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut beresiko tinggal kelas.Beberapa kesulitan belajar umum yang sering dijumpai dikenal dengan beberapa istilah yaitu kesulitan belajar, lambat/lamban belajar dan tunagrahita. Anak dengan kesulitan belajar, tidak sama dengan anak yang lamban belajar maupun anak tunagrahita. Mereka memiliki ciri-cirinya masing-masing.
Anak dengan kesulitan belajar umum biasanya ditandai dengan prestasi belajarnya yang rendah untuk hampir semua mata pelajaran atau nilai rata-rata kelas sehingga mempunyai resiko tinggi untuk tinggal kelas.
Anak lambat/lamban belajarnya adalah mereka yang memiliki kesulitan belajar karena mempunyai inteligensi di bawah rata-rata. Biasanya anak seperti ini memiliki IQ sekitar 70-90 sehingga mempunyai nilai prestasi belajar yang cukup buruk untuk semua mata pelajaran dikarenakan kesulitan dalam memahami pelajaran.
Sedangkan anak tunagrahita lain lagi kasusnya karena mereka selain memiliki keterbatasan fisik juga memiliki kemampuan intelektual dan adaptasi sosial yang rendah. Anak-anak tunagrahita ini hanya memiliki IQ di bawah 70 dan umumnya mereka ini disekolahkan pada sekolah luar biasa atau kelas khusus di sekolah umum.
Anak yang memiliki kesulitan belajar kemungkinan juga mengalami gangguan fisik, sosial dan mental yang ringan sehingga cukup mengganggu mereka dalam memahami pelajaran dibanding mereka yang tidak mengalami kelainan. Sehingga mereka memerlukan penjelasan dengan menggunakan berbagai metode dan berulang-ulang agar dapat memahami pelajaran dengan baik.
B. Kesulitan Belajar Khusus
Selain kesulitan belajar umum yang sudah dipaparkan di atas, ternyata adapula beberapa kesuliatan belajar khusus yang dapat dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu kesulitan belajar pra akademik dan kesulitan belajar akademik.
Kesulitan Belajar Pra akademik
Kesulitan Belajar Pra akademik adalah kesulitan belajar yang dialami anak ketika sebelum memasuki ranah belajar dalam keseharian disekolah. Kesulitan belajar pra akademik ini ditandai dengan :1. Gangguan Motorik dan Persepsi
Gangguan perkembangan motorik ini disebut juga dengan dispraksia yang mencakup gangguan pada motorik kasar dan halus serta penghayatan tubuh. Sedangkan gangguan persepsi adalah hal-hal yang mencakup persepsi penglihatan atau persepsi visual, persepsi pendengaran atau persepsi auditoris, persepsi heptik (raba dan gerak atau taktil dan kinestetik) dan intelegensi sistem persepsual.
Dispraksia atau juga disebut clumsy adalah keadaan sebagai akibat adanya gangguan dalam intelegensi auditori-motor. Anak tidak mampu melakukan gerakan anggota tubuh dengan benar walaupun tidak ada kelumpuhan anggota tubuh. Ada beberapa jenis dispraksia yaitu :
- Dispraksia Ideomotoris
2. Kesulitan Belajar Kognitif
Kesulitan belajar jenis ini mencakup aspek intelektual dalam mengatahui dan memahami sesuatu. Semua hal yang berkaitan dengan kognitif seperti persepsi, fikiran, simbolisasi, penalaran dan pemecahan masalah adaalah merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dengan kesulitan belajar kognitif seorang anak.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan ini maka sebaiknya anak diberikan penanganan sejak masa prasekolah karena kesulitan belajar kognitif ini akan mempengaruhi kemampuan kognitifnya dalam penyelesaian tugas-tugas sekolah.
3. Gangguan Perkembangan Bahasa (Disfasia)
Disfasia adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan anak menggunakan simbol linguistik dalam rangka komunikasi secara verbal.Gangguan ini terjadi ketika anak mulai belajar berbicara sehingga disebut juga sebagai disfasia perkembangan.
Disfasia sendiri dikenal ada 2 jenis yaitu disfasia reseptif (gangguan pemahaman dalam penalaran bahasa) dan disfasia ekspresif (kesulitan mengekspresikan kata secara verbal. Kedua kelaianan ini harus mendapatkan perhatian serius agar anak dapat bersosialisasi dengan baik dilingkungannya.
4. Kesulitan dalam Penyesuaian Perilaku Sosial
Perilaku sosial anak kadang menjadi bagian yang dapat mempengaruhi interaksinya di lingkungan sosialnya. Ada beberapa anak yang memiliki perilaku sosial yang tidak dapat diterima dilingkungan sosialnya. Beberapa dari mereka ditolak oleh lingkungan sosialnya karena kebiasaannya yang sering mengganggu ataupun tidak berlaku sopan santun.
Namun, perlu diketahui bahwa sebenarnya anak yang mengalami kesulitan seperti ini harus segera ditangani karena jika tidak, maka akan berpengaruh tidak hanya kepada dirinya sendiri namun juga akan berpengaruh buruk terhadap lingkungan.
Kesulitan Belajar Akademik
Selain dari beberapa jenis kesulitan belajar pra akademik yang telah dipaparkan di atas, nyatanya juga ada kesulitan belajar anak pada sektor akademik yaitu :1. Kesulitan Belajar Membaca
2. Kesulitan Belajar Menulis
3. Kesulitan Belajar Berhitung
Post a Comment for "Mengenal Jenis-Jenis Kesulitan Belajar Anak Untuk Mengambil Langkah Penanganan Yang Tepat"