Sejarah Lahirnya Pramuka di Indonesia ! Gerakan Kepanduan Yang Mendunia
apologiku - Sejarah Pramuka dimulai dari tulisan-tulisan Baden Powell tentang pengalamannya. Pramuka adalah seorang yang tergabung dalam gerakan pramuka yang dalam perkembangannya memiliki tingkatan jenjang sesuai usianya, seperti Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang dan Pramuka Pandega.
Pramuka adalah organisasi kepanduan yang berasal dari luar negeri yang di adopsi sebagai organisasi pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Pramuka menjadi wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Di dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan istrilah Kepanduan (Boy Scout)
Tahukah kamu bagaimana sejarah lahirnya pramuka di Indonesia ? Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah lahirnya pramuka di Indonesia. Namun sebelumnya ada baiknya juga mengetahui bagaimana sejarah asal mula lahirnya pramuka dunia.
Berbicara soal pramuka dunia, maka kita tak bisa melupakan bapak pramuka dunia yaitu Lord Robert Baden Powell sebagai pencetus oraganisasi yang diberi nama Scout ini. Lord Baden Powell lahir di Paddington, London pada 22 Februari 1857. Di masa kecilnya, ia dipanggil Stephie karena nama lengkap Lord Baden-Powell adalah Robert Stephenson Smyth Baden Powell. Nama ‘Stephie’ merupakan singkatan dari ‘Stephenson’. Sedangkan nama Baden Powell adalah nama mendiang ayahnya yang merupakan seorang matematikawan dan pendeta. Ia meninggal saat ‘Stephie’ baru berusia 3 tahun. Sedangkan Smyth, berasal nama keluarga dari ibunya yaitu Henrietta Grace Smyth.
Lord Baden-Powell merupakan seorang tentara, dengan segudang pengalaman bertempur. Prestasi gemilang ia tunjukkan dalam karir militernya. Pada tahun 1897, di usia 40 tahun ia sempat menjadi seorang kolonel termuda dalam sejarah militer Inggris. Beragam pengalaman tempur dan penugasan seperti ke negara India dan Malta pun pernah ia jalani.
Pramuka Indonesia sudah ada sebelum Indonesia Merdeka, hal tersebut ditunjukkan berdasarkan sejarah. Jika kita mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia, maka peran pemuda Indonesia tak bisa di kesampingkan dalam perjuangan menggapai kemerdakaan. Para pemuda terpelajar Indonesia bersama mengembangkan pendidikan kepanduan dengan semangat persatuan.
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan nama “Nederlandsche Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV) pada tahun 1916.
Sedangkan organisasi kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie yang berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Melihat perkembangan gerakan kepanduan yang senada dengan pergerakan nasional, kemudian lahir berbagai gerakan kepanduan lain seperti; “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hizbul Wathan” (HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang didirikan oleh Syarikat Islam yang kemudian diganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” dan lebih dikenal dengan SIAP; Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB); dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Semua organisasi kepanduan tersebut memiliki visi yang sama sehingga membentuk sebuah wadah yang menanungi semua gerakan kepanduan yang ada di Indonesia yang diberi nama PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia) pada tanggal 23 Mei 1928.
PAPI merupakan rumah bagi seluruh gerakan kepanduan yang ada di Indonesia. Namun sayang keberadaannya tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK (Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Populernya organisasi kepanduan membuat banyaknya bermunculan gerakan kepanduan baru baik berorientasi kebangsaan maupun bernafas agama. Kepanduan yang berorientasi kebangsaan seperti Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang berorientasi agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Selanjutnya, dengan alasan mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan “All Indonesian Jamboree”. Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Berkembangnya gerakan kepanduan mengakibatkan banyak organisasi kepanduan dengan beragam ciri khas, bahkan diantaranya merupakan organisasi kepanduan bentukan partai politik, tentunya hal itu menyalahi prinsip dasar dan metode kepanduan.
Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi perkembangan zaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa.
Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku pimpinan MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.
Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961.
Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.
Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal.
Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA.
Gerakan Pramuka hingga kini merupakan organisasi kepanduan yang membentuk karakter bangsa yang kemudian sudah diwajibkan ada disetiap sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Gerakan Pramuka sebagai gerakan kepanduan nasional kemudian ditetapkan oleh pemerintah sebagai kegiatan ekstrakurikuler resmi yang harus ada pada setiap jenjang sekolah. Hal tersebut diatur dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013. Selain itu, terdapat juga pengaturan dalam Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010 mengenai pendidikan kepramukaan.
Perkembangan gerakan pramuka ini ditandai dengan banyaknya kegiatan-kegiatan perkemahan pramuka baik skala kecamatan hingga nasional. Pramuka Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia sebagai Pramuka Utama dalam hal ini sebagai Ka Mabinas. Gerakan Pramuka juga merupakan organisasi yang mempersatukan para Pemuda Indonesia.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“PRAMUKA” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Pramuka adalah organisasi kepanduan yang berasal dari luar negeri yang di adopsi sebagai organisasi pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Pramuka menjadi wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Di dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan istrilah Kepanduan (Boy Scout)
Tahukah kamu bagaimana sejarah lahirnya pramuka di Indonesia ? Berikut ini akan dijelaskan mengenai sejarah lahirnya pramuka di Indonesia. Namun sebelumnya ada baiknya juga mengetahui bagaimana sejarah asal mula lahirnya pramuka dunia.
Sejarah Lahirnya Pramuka Dunia
Lord Baden-Powell merupakan seorang tentara, dengan segudang pengalaman bertempur. Prestasi gemilang ia tunjukkan dalam karir militernya. Pada tahun 1897, di usia 40 tahun ia sempat menjadi seorang kolonel termuda dalam sejarah militer Inggris. Beragam pengalaman tempur dan penugasan seperti ke negara India dan Malta pun pernah ia jalani.
Sebagai seorang tentara dengan banyak pengalaman, ia menuangkan beragam pengalamannya itu ke dalam buku berjudul Aids to Scouting pada tahun 1899. Meski awalnya hanya ditujukan bagi tentara muda Inggris yang bertugas sebagai penyelidik, akhirnya buku tersebut populer ke berbagai kalangan, termasuk kepada organisasi-organisasi pemuda.
Kepopuleran buku Aids to Scouting, mendapat respon baik oleh berbagai pihak utamanya kaum muda sehingga memunculkan usulan menarik. William Alexander Smith, salah satu tokoh kepemudaan Inggris mengusulkan agar Lord Baden-Powell menulis ulang buku tersebut, dengan peruntukan pembaca dengan latar belakang non-tentara. Buku tersebut direvisi, dan coba diterapkan Lord Baden-Powell melalui suatu acara perkemahan. Pada 25 Juli 1907, ia menyelenggarakan perkemahan di Pulau Brownsea dengan 22 orang peserta. Di sinilah, mulai terbentuk gerakan kepramukaan atau Scouting Movement.
Tak lama berselang, pada awal tahun 1908 lahir buku "Scouting for Boys", yang merupakan perkembangan dari buku Aids to Scouting dan menjadi cikal bakal buku panduan kepramukaan. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 dengan dibantu oleh adik perempuannya, didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan pedoman kegiatannya mengikuti buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Sejarah Awal Mula Pramuka di Indonesia
ambalanskanda.blogspot.com |
Organisasi kepanduan di Indonesia dimulai pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan nama “Nederlandsche Padvinders Organisatie” (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi “Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging” (NIPV) pada tahun 1916.
Sedangkan organisasi kepanduan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaansche Padvinders Organisatie yang berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.
Melihat perkembangan gerakan kepanduan yang senada dengan pergerakan nasional, kemudian lahir berbagai gerakan kepanduan lain seperti; “Padvinder Muhammadiyah” yang pada 1920 berganti nama menjadi “Hizbul Wathan” (HW); “Nationale Padvinderij” yang didirikan oleh Budi Utomo; “Syarikat Islam Afdeling Padvinderij” yang didirikan oleh Syarikat Islam yang kemudian diganti menjadi “Syarikat Islam Afdeling Pandu” dan lebih dikenal dengan SIAP; Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB); dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Semua organisasi kepanduan tersebut memiliki visi yang sama sehingga membentuk sebuah wadah yang menanungi semua gerakan kepanduan yang ada di Indonesia yang diberi nama PAPI (Persaudaraan Antara Pandu Indonesia) pada tanggal 23 Mei 1928.
PAPI merupakan rumah bagi seluruh gerakan kepanduan yang ada di Indonesia. Namun sayang keberadaannya tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK (Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Populernya organisasi kepanduan membuat banyaknya bermunculan gerakan kepanduan baru baik berorientasi kebangsaan maupun bernafas agama. Kepanduan yang berorientasi kebangsaan seperti Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang berorientasi agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).
Selanjutnya, dengan alasan mempererat persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan “All Indonesian Jamboree”. Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Sejarah Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia
HUMAS Kwartir Nasional Masa Bakti 2008-2013 |
Keberadaan kepanduan seperti ini dinilai tidak efektif dan tidak dapat mengimbangi perkembangan zaman serta kurang bermanfaat dalam mendukung pembangunan Bangsa dan pembangunan generasi muda yang melestarikan persatuan dan kesatuan Bangsa.
Memperhatikan keadaan yang demikian itu dan atas dorongan para tokoh kepanduan saat itu, serta bertolak dari ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, Presiden Soekarno selaku pimpinan MPRS pada tanggal 9 maret 1961 memberikan amanat kepada pimpinan Pandu di Istana Merdeka. Beliau merasa berkewajiban melaksanakan amanat MPRS, untuk lebih mengefektifkan organisasi kepanduan sebagai satu komponen bangsa yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.
Oleh karena itu beliau menyatakan pembubaran organsiasi kepanduan di Indonesia dan meleburnya ke dalam suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan yang tunggal bernama GERAKAN PRAMUKA yang diberi tugas melaksanakan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indoneisa. Gerakan Pramuka dengan lambang TUNAS KELAPA di bentuk dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961.
Meskipun Gearakan Pramuka keberadaannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961, namun secara resmi Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugrahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961.
Sejak itulah maka tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka.
Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan pentingnya oleh kaum muda, akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal.
Menyadari hal tersebut maka pada peringatan Hari Ulang Tahun Gerakan Pramuka ke-45 Tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pelaksanaan Revitalisasi Gerakan Pramuka yang antara lain dalam upaya pemantapan organisasi Gerakan Pramuka telah menghasilkan terbitnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang GERAKAN PRAMUKA.
Perkembangan Gerakan Pramuka di Indonesia
Foto ambalan abbulosibatang |
Perkembangan gerakan pramuka ini ditandai dengan banyaknya kegiatan-kegiatan perkemahan pramuka baik skala kecamatan hingga nasional. Pramuka Indonesia dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia sebagai Pramuka Utama dalam hal ini sebagai Ka Mabinas. Gerakan Pramuka juga merupakan organisasi yang mempersatukan para Pemuda Indonesia.
Gerakan Pramuka Indonesia adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
“PRAMUKA” merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud “kepramukaan” adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Tujuan Gerakan Pramuka
Berdasarkan Sejarah Pramuka diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa tujuan pramuka adalah :- Membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda
- Menanamkan semangan kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda
- Meningkatkan keterampilan kaum muda, agar siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot serta pejuang yang tangguh.
- Menjadi calon pemimpin bangsa yang handal di masa depan
Sumber :
[1] itsrainbowww.blogspot.com
[2] inspiratorfreak.com
[3] ambalanskanda.blogspot.com
Post a Comment for "Sejarah Lahirnya Pramuka di Indonesia ! Gerakan Kepanduan Yang Mendunia"